Wanita Jangan Pakai Celana Dalam Ketat
Dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr Fatmawati Madya SpOG, mengatakan bahwa 75 persen wanita dewasa pernah terkena keputihan. Keputihan merupakan awal dari penyakit di daerah intim kewanitaan seperti kanker serviks dan lainnya.
Hal itu disampaikan dr Fatmawati pada Super Seminar bertajuk Rahasia Wanita Idaman di Hotel Clarion Makassar, Sabtu (7/8). Seminar ini juga menghadirkan pembicara Lenywati Dipl.Cidesco, yang merupakan pakar dan konsultan perawatan vagina.
Seminar yang digelar oleh Tirta Ayu Spa ini dihadiri wanita-wanita dewasa yang ingin menambah pengetahuan tentang kesehatan dan cara perawatan organ intim kewanitaan.
"Keputihan itu disebabkan oleh jamur (Candida albikan), parasit, bakteri vaginitis, dan lainnya. Itu karena dalam vagina itu ada ekosistem," ujarnya.
Ekosistem vagina yaitu estrogen, glycogen, lactobacili yang menghasilkan asam laktat untuk membuat pH normal yaitu 3,8-4,2. Ini yang memicu pertumbuhan lactobasillus dan menghambat pertumbuhan bakteri jahat (patogen).
"Jika ekosistem tidak seimbang akan menimbulkan banyak masalah. Penyebab eksositem tidak seimbang adalah pil KB, diabetes millitus, antibiotik, darah haid, cairan semen pria, dan pembersih," ujarnya.
Makanya, wanita harus memperhatikan benar dan rajin merawat daerah kewanitaan tersebut. Misalnya mengganti pembalut setiap 3-4 jam. Karena darah haid akan memicu berkembangnya bakteri.
Mulai dari hal yang sedernaha seperti rajin mengganti pakaian dalam minimal dua kali sehari, pakai handuk bersih dan kering usai buang air kecil atau buang air besar agar vagina tidak lembab dan berbau.
"Celana dalam yang ketat juga sebaiknya dihindari. Karena itu menghambat ekosistem di dalam vagina untuk bernafas. Penggunaan pantyliner sebaiknya dikurangi, termasuk tidak memberikan wagian atau parfum ke daerah kewanitaan," ujarnya.(*)