TRANSLATE (Choice Your Language)

Fenomena Aktivasi Otak Tengah yang Bikin Heboh

wanitaKUsehat

Ingin anak Anda berkembang di atas rata-rata? Apakah Anda ingin memberi anak Anda kemampuan seperti para pesulap besar? Ingin anak Anda berprestasi sangat tinggi di sekolah dan kehidupan?

Pelatihan ini memberikan kemampuan- kemampuan itu dalam waktu dua hari! Begitulah bunyi promosi yang dilayangkan sebuah lembaga yang menawarkan aktivasi otak tengah.Ya,fenomena aktivasi otak tengah (midbrain/ mesenchephalon) dalam waktu setahun terakhir menjadi pembicaraan banyak orang tua. Memang sudah banyak kesaksian dan testimoni yang mendukung argumentasi tentang efektivitas aktivasi otak tengah terhadap peningkatan kercerdasan, namun hingga saat ini banyak pihak meragukan sisi ilmiahnya. Fenomena ini pula yang membuat guru besar psikologi Universitas Indonesia Sarlito Wirawan Sarwono geram.Dia mengkritik keras fenomena aktivasi otak tengah yang berkembang belakangan.

Sarlito terutama menekankan pada lemahnya sisi ilmiah dampak aktivasi otak tengah terhadap kecerdasan anak. Menurut dia, maraknya fenomena pelatihan tentang aktivasi otak tengah semakin meresahkan. Alasannya, hingga saat ini belum ada argumentasi ilmiah yang mendukung kesimpulan bahwa aktivasi otak tengah bisa membantu meningkatkan kecerdasan anak. ”Semua masih berdasarkan kesaksian dan testimoni. Jika ingin mengklaim sebagai sesuatu yang ilmiah, maka harus didukung dengan metode ilmiah dan verifikasi yang terukur. Jadi harus standar,” ujar Sarlito kepada SINDO. Hingga kini belum ditemukan laporan riset atau paper di jurnal ilmiah yang membahas korelasi antara aktivasi otak tengah dengan tingkat inteligensi.

Untuk menjadi cerdas dan genius tidak mudah, tetapi harus melalui proses panjang. Antara lain seorang genius memiliki IQ tinggi, kemampuan untuk berinovasi, ketekunan, dan fokus pada apa yang dipelajarinya. ”Saya menjadi gerah dengan fenomena aktivasi otak tengah ini karena ada salah satu mahasiswa saya yang mengaku menjadi korban dari trainingyang hanya dua hari dengan biaya jutaan rupiah tapi katanya bisa membuat anak menjadi cerdas, berakhlak, dan memiliki emosi yang bagus,”papar Sarlito. Saking geramnya Sarlito mengibaratkan fenomena maraknya aktivasi otak tengah ini tidak berbeda dengan fenomena Mak Erot, wanita yang dikenal mampu memperbesar alat reproduksi kaum pria. Banyak kesaksian yang melingkupi, tapi tidak bisa dibuktikan khasiatnya secara ilmiah.

”Jika mereka melakukan kegiatan dengan benar tanpa alasan ilmiah segala, saya tidak ungkit,” keluh Sarlito. Pelatihan aktivasi otak tengah (saat ini) hanya diperuntukkan bagi anak usia 5–15 tahun.Menurut Sarlito, anak-anak usia 5–15 tahun adalah masa di mana mereka suggestible. Mata mereka ditutup kain dan disugesti untuk bisa melihat, maka mereka akan merasa bisa melihat.Atau sangat mungkin ada celah di antara hidung yang bisa digunakan anak untuk mengintip. Wajar saja kalau mereka bisa menggambar atau membaca. ”Untuk semakin membuktikannya, kita lihat saja 10 tahun lagi anakanak yang katanya bisa menjadi genius itu akan menjadi apa,” tantangnya.

Sarlito juga mengkritik secara keras argumentasi yang menyebutkan bahwa aktivasi otak tengah bisa menyeimbangkan emosi dan menumbuhkan rasa empati anak. Sehingga si anak akan memiliki akhlak mulia.Padahal, untuk membangun karakter dan akhlak seseo r a n g , peranan terbesar adalah dari pendidikan dan lingkungan. Selain itu prosesnya juga butuh waktu lama dan bersifat dinamis. Prinsipnya, masyarakat harus bersikap kritis terhadap segala sesuatu yang bersifat instan. Bagaimanapun fenomena semacam aktivasi otak tengah yang demikian populer ini akan tetap berulang di masa mendatang. Situasi itu contohnya pada fenomena metode belajar matematika dengan teknik sempoa atau kumon yang sempat meraih popularitas.

Meski saat ini metode-metode tersebut tidak mati,namun popularitasnya sudah surut. Demikian pula aktivasi otak tengah, bisa jadi nanti akan digantikan fenomena lain yang tidak kalah populernya. Terkait otak tengah ini Sarlito menjelaskan, bagian otak ini berfungsi untuk mengoordinasikan semua stimulus indra perasa sebelum didistribusikan ke bagian-bagian otak lain.Adapun kecerdasan terletak pada kulit otak yang tersebar. Otak tengah adalah bagian terkecil dari otak yang berfungsi sebagai relay station untuk penglihatan dan pendengaran. Dalam pandangan Sarlito, otak tengah tidak mengurusi inteligensi, emosi, apalagi aspek-aspek kepribadian lain seperti sikap, motivasi, dan minat.

Berbeda dengan Sarlito, penulis buku Dahsyatnya Otak Tengah Hartono Sangkanparan menjelaskan, yang dimaksukan genius dengan otak tengah adalah keseimbangan dalam memakai seluruh bagian otak secara bersamaan.Tidak ada lagi pemisahan-pemisahan. Karena otak sebenarnya memang bekerja secara terintegrasi dengan tingkat kompleksitas yang tinggi. Secara mudah genius yang dimaksudkan adalah keseimbangan antara IQ dan EQ ditambah dengan loving inteligence (kemampuan mengasihi orang lain). ”Diharapkan generasi baru ini akan menjadi orang-orang yang berpikiran terbuka,positif,kreatif, dan baik hati. Karena otak tengah mempunyai fungsi koordinasi, dengan aktifnya otak tengah, kecerdasan secara umum akan meningkat,” ujar Hartono yang juga pernah mengikutkan anaknya pada program pelatihan aktivasi otak tengah ini kepada SINDO.

Menurut dia, secara umum kecerdasan yang muncul adalah kecerdasan dasar yang sudah ada di otak anak, tetapi belum terlihat manifestasinya.Beberapa di antaranya adalah meningkatnya konsentrasi, daya ingat,daya tangkap, kreativitas, daya analisa. Otak tengah adalah bagian integ ral d a r i otak.Tidak dapat dipisahkan dengan otak kanan, kiri, depan, belakang. Mereka semua terkait dalam satu kesatuan. ”Beberapa orang yang salah mengerti menjelaskan seolah-olah otak tengah adalah otak superior yang mengalahkan otak lain. Mungkin ada yang menyangka kita tidak perlu otak lain selain otak tengah.Tentu saja ini tidak benar.

Otak tengah adalah bagian dari otak manusia yang tidak dapat dipisahkan dari bagian otak yang lain,”paparnya. Selama ini sebagian kalangan yang mengklaim sisi positif aktivasi otak tengah juga meyakini bahwa bagian kecil dari otak ini berfungsi menghubungkan otak kanan dan otak kiri.Tetapi, pada kalangan medis hal itu dibantah dan dianggap sebagai sebuah kesalahan fatal. Karena dalam kacamata medis, otak tengah (mesenchephalon) tidak berada di tengah-tengah, antara otak kanan dan otak kiri, melainkan berada di tengah-tengah antara otak depan dan otak belakang. Pandangan ini juga diperkuat tulisan Arman Yurisaldi dalam bukunya ”Mengungkap Misteri Otak Tengah” yang menyebutkan, otak tengah (midbrain), secara anatomik adalah bagian penghubung otak depan (forebrain) dengan otak belakang (hindbrain).

Lalu,P Sidharta dan G Dewanto dalam buku Anatomi Syaraf Pusat Manusia menulis bahwa penghubung antara otak kiri dan kanan adalah corpus callosum.Karena itu, bagi kalangan yang ”menentang” program aktivasi otak tengah menyatakan, kesalahan fatal ini membuktikan bahwa secara anatomi,para praktisi otak tengah tidak dapat dipercaya dalam sisi ilmiahnya.

seputar-indonesia

Masukkan Email Anda Disini untuk dapat artikel terbaru dari WanitaKUsehat:

Delivered by wanitaKUsehat

Popular Posts

Popular 30 days

Add to Google Reader or Homepage

Powered by FeedBurner

I heart FeedBurner

review http://wanitakusehat.blogspot.com/ on alexa.com

Popular All time

free counters

  ©wanitaKUsehat - Todos os direitos reservados.

Template by Dicas Blogger | Topo